Jam menunjukkan pukul 6 pagi lebih ketika saya bangun dan menghirup udara pagi Yogyakarta yang berkabut tipis pagi itu. Jogja yang mempunyai ketinggian di atas 100 meter dari permukaan laut pagi harinya cukup untuk memunculkan sebuah kabut tipis yang membentang dari titik cakrawala nun jauh di sana, yang terlihat jelas dari kamar saya yang berlantai 3.
Kicauan burung menggema ketika saya buka jendela kamar. Ditemani lengkingan suara klakson langsiran lokomotif di stasiun Tugu, dengan alun suara khas stasiun. Damai. Membuat saya benar-benar tak ingin melewatkan kesempatan untuk merasakan hangatnya pagi itu dari sudut lantai 3 kamar yang saya tiduri.
Setelah puas menikmati pagi Kota Jogja, saya baru ingat bahwa hari ini berdasarkan rundown jadwal yang saya buat kemarin, saya hari ini harus mencicipi pantai di Jogja. Bosan dengan Parangtritis, saya ingin pantai yang belum terjamah banyak tangan manusia. Pantai yang benar-benar masih perawan dan yang tentu saja akses yang bisa dibilang tidak mudah.
Pilihan saya jatuh ke pantai di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Berbekal kondisi nekat dan (lagi-lagi) minim informasi, berangkatlah saya berdua dengan teman saya ke daerah Gunung Kidul. Benar-benar berdua, naik motor, dan awam kondisi jogja.
Nah!
 |
MEMBELAH JALANAN - Ditemani langit biru, kami berburu momen mengasyikkan melewati bagian selatan Yogya |
Perjalanan yang semula landai menjadi naik turun, bahkan kami tak sekali dua kali harus beradu skill menyalip dan mengalah dengan truk atau bus pariwisata, bahkan sesama pengguna motor. Selepas Bukit Bintang Jogjakarta, jalanan makin gila aja, saya sampai beberapa kali mengalah ke
space yang sempit di jalanan berkelok hanya karena ada truk saling salip. Whoooaaaaaa ! Ini seru, pikir saya.
Motor terus melaju hingga daerah Gunung Kidul, tempat di mana surga-surga itu tercecer. Setelah saya mengikuti panduan dari papan yang ada di pinggir jalan dan juga GPS (Ini beneran, cuma modal dua hal itu!), akhirnya saya menemukan papan petunjuk di jalan bahwa lokasi pantai tinggal sedikit lagi. Terus berjalan, dan terus melaju, daaaaaaan.....
Finnally beaaaaaaaaaach ! Saya agak bingung juga ada banyak pantai yang disediakan. Tapi dasar
clintisan kalo kata orang Jawa, saya tergerak untuk menelusuri satu demi satu hingga tak ada lagi yang tersisa. This is just little piece of heaven, but it was awesomeeee !
 |
Ini pantai beneran, bukan fiksi XD |
 |
Candid session dulu gaeeees :)) |
 |
Batu-batu yang berserakan alami menambah eksotisme pantai ini |
Dan ternyata benar-benar istimewa! Pantai berpasir putih yang terpahat halus, serta batu-batu yang seolah bertumpukan dan berserakan seakan menambah keindahan pantai-pantai di kawasan Gn Kidul. Memang tipikal pantai selatan Jawa yang bukan pantai landai, sih. Tapi menurut saya ini luar biasa. Saya sering mengunjungi pantai selatan Malang (tulisannya nyusul ya :D), tapi eksotisme pantai selatan Jogja saya rasa dapat disandingkan dengan pantai-pantai lain di Indonesia yang cukup terkenal.
Bukan hanya itu, beberapa fasilitas juga sudah dibangun di pantai yang sudah mendapatkan dana perawatan dari pemerintah kesultanan Jogja. Bukti bahwa sektor wisata pantai sudah mulai dilirik sebagian wisatawan. Namun, saya lebih suka pantai yang alami, pantai yang jauh dari hingar bingar, dan suasana pantai yang tenang, teduh, damai, dan nyaman...
 |
Di lokasi yang lain bahkan air lautnya sampai tergradasi dengan indah seperti ini |
 |
Beberapa fasilitas pantai Indrayanti yang lumayan kesohor itu... |
 |
Pantai Sepanjang, Jogjakarta ini satu deretan dengan pantai-pantai eksotis yang hanya ditemukan di Gunungkidul |
 |
Kehidupan nelayan di Pantai Drini pun juga sangat memanjakan lensa kamera Anda |
No comments:
Post a Comment